MENUJU WORLD CLASS LIBRARY
Di
era teknologi informasi ini diharapkan mampu menangani ledakan informasi yang
terjadi. Seiring dengan berkembangnya bidang komunikasi mengakses informasi
tanpa mengenal jarak dan waktu. Kondisi tersebut perlu diantisipasi dengan
pengelolaan dan penyediaan informasi secara profesional. Mengingat pengguna
memerlukan informasi yang disajikan siap pakai. Saat ini informasi dan sistem
informasi semakin penting peranannya. Bahkan informasi merupakan suatu
kebutuhan untuk hidup, di samping kebutuhan akan, sandang, pangan dan papan.
Sedangkan perpustakaan, sebagai salah satu sumber informasi, sumber ilmu
pengetahuan, penelitian, rekreasi, dimana ini semua harus selalu melaksanakan
pembaharuan, perubahan, reformasi dari waktu ke waktu. Perpustakaan juga
merupakan akar berpijak sekarang untuk kemudian melangkah ke masa depan.
Menghadapi kompetisi global saat ini
perpustakaan jangan sampai ketinggalan zaman. Sekarang ini merupakan era
internet maka jika kita terlambat memasyarakatkan internet dalam dunia
kerjanya, maka komputerasasi layanan di perpustakaan makin lambat dan pasti
ketinggalan zaman terus. Jika dilihat
sebagian negara maju akses ke internet telah tersedia di perpustakaan dan
memungkinkan penggunan perpustakaan untuk menjelajah dunia tanpa bantuan
pustakawan.
Didalam kemajuan teknologi
dan komunikasi, Kita harus berusaha merubah perpustakaan ke world class
library. Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi, salah satunya dengan
menawarkan program alternatif dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi
dan komputerisasi. Namun itu semua juga harus dengan sumber daya manusia atau
pustakawan yang berkualitas. SDM tersebut perlu menguasai bahasa-bahasa asing
dan teknologi, utamanya teknologi informasi dan komputerisasi. Penguasaan
bahasa asing dan tknologi informasi digunakan agar pustakawan dapat
berkomunikasi dengan mitra kerja mancanegara serta di dalam menggeluti sistem
dan jasa pada tingkat internasional. Bila ingin mewujudkan atau menjadikan
world class library, maka perlu kerja ekstra keras, konsisten, komitmen yang
tinggi dan loyalitas pada profesi dan tugas harus benar- benar ditingkatkan.
Berbagai kalangan di Amerika mengatakan bahwa indikator yang dapat
digunakan untuk mencapai status ‘perpustakaan bertaraf internasional adalah:
Services and collections, accessabillity, variety of literary offerings,
comfort and availability of reading/studying spaces, user satisfaction.
Indikator tersebut dapat dijadikan acuan untuk mencapai perpustakaan bertaraf
internasional. Tentu saja tidak semua indikator dapat dicapai secara optimal
dalam waktu yang bersamaan, karena setiap indikator tergantung pada kondisi
objektif masing-masing perpustakaan.
Di Indonesia,
sebenarnya memiliki potensi menjadi “World Class Library”. Namun kenyataannya,
masih banyak tantangan yang dihadapi untuk menjadi perpustakaan bertaraf
internasional seperti:
a. Masalah Dana
Bagi pemerintah, perpustakaan belum menjadi sebuah prioritas utama untuk
dikembangkan sehingga alokasi dana yang mengarah ke perpustakaan sangatlah
minim. Padahal pengadaan dana menjadi unsur penting didalam mengembangkan
perpustakaan didalam membantu melengkapi fasilitas-fasilitas agar dapat
memenuhi standar perpustakaan yang baik.
b. Koleksi
Perpustakaan
bertaraf internasional memiliki koleksi milyaran judul dengan ratio minimal 1 :
50 antara pengguna dan koleksi, serta langganan online database dari berbagai
disiplin ilmu. Namun kenyataannya, perpustakaan di Indonesia belum meencapai
standar tersebut. Koleksi-koleksi yang disediakan masih sedikit. Apalagi banyak
koleksi-koleksi yang sudah usang dan tidak up to date.
c. SDM
Perkembangan teknologi telah menimbulkan kekuatiran tersendiri di kalangan
pustakawan, dimana ada kecenderungan bahwa tugas-tugas manusia pada akhirnya
akan tergantikan oleh komputer atau mesin. Persepsi ini tentu saja keliru
mengingat kegiatan di perpustakaan adalah kegiatan ‘kemanusiaan’. Teknologi
tidak dapat memahami pengguna perpustakaan sebagai ‘manusia seutuhnya’ dengan
segala kebutuhan informasinya. Teknologi hanyalah alat bantu untuk mempermudah
pekerjaan manusia. Namun untuk dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara
optimal, diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. Sinergi antara manusia
yang kompeten dan kecanggihan teknologi akan menghasilkan ‘manusia-manusia’
baru keluaran perpustakaan.
Staf perpustakaan bertaraf internasional memiliki kompetensi profesional
dan kompetensi individual. Menurut US Special Library Associations, kompetensi
profesional terkait dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber
informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, serta pengetahuan kemampuan menggunakan
pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan
informasi. Sementara kompetensi individual menggambarkan satu kesatuan
ketrampilan, perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja
secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan,
dapat memperlihatkan nilai lebih serta dapat bertahan terhadap perubahan dan
perkembangan dalam dunia kerjanya. (University of Philipine memiliki
sertifikasi (ISO) pustakawan dari pemerintah).
d. Layanan
Layanan perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.
Jenis layanan di perpustakaan seharusnya mengakomodir kebutuhan semua pengguna.
Misalnya, perpustakaan tidak harus menghapuskan layanan konvensional seperti
katalog kartu jika masih ada pengguna
yang membutuhkan. Seluruh jenis layanan yang ada di perpustakaan harus
berorientasi kepada kepuasan pengguna.
Perpustakaan bertaraf internasional memiliki beragam jenis layanan yang dapat mengakomodir kebutuhan semua jenis
pengguna. Peningkatan mutu layanan menjadi prioritas dengan cara melakukan
evaluasi rutin. (Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia melakukan
sertifikasi (ISO) terhadap layanannya).
e. Sistem dan teknologi
Sistem dalam konteks perpustakaan merupakan seperangkat aturan atau
ketentuan yang ada di perpustakaan yang dibutuhkan untuk menjalankan
fungsi-fungsi perpustakaan secara optimal. Sistem juga sangat berkaitan dengan
teknologi yang digunakan. Pemanfaatan teknologi di perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan mutu layanan,
efektifitas dan efisiensi waktu serta sumber daya manusia serta ragam informasi
yang dikelola. Penerapan teknologi di perpustakaan juga telah menciptakan
berbagai konsep seperti otomasi perpustakaan dan digital library. Teknologi
juga memberi peluang untuk mengembangkan jaringan kerja sama dan resource
sharing antar perpustakaan.
Perpustakaan bertaraf internasional tidak harus menggunakan teknologi
mutakhir tetapi selalu memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin untuk
memuaskan pengguna dalam hal aksesabilitas.
f.
Fasilitas
Fasilitas di perpustakaan menjadi salah satu indikator yang dijadikan
pengguna untuk menilai atau mengukur kinerja perpustakaan. Layanan di
perpustakaan akan berjalan secara optimal jika didukung dengan fasilitas yang tepat.
Fasilitas di Perpustakaan tidak hanya ditujukan untuk pengguna, tapi juga untuk
staf. Lembaga harus memfasilitasi staf dengan baik untuk menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif.
Perpustakaan bertaraf internasional tidak selalu memiliki fasilitas mewah,
tapi lengkap dan selalu berfungsi optimal.
SUMBER:
Sutoyo, Agus. 2001. Strategi dan
Pemikiran visi Hernando. Sagung Seto: Jakarta