Rabu, 18 April 2012

RESENSI FILM AGORA

Judul Film      : Agora (2009)
Jenis Film       : Drama/Sejarah/Romansa
Sutradara       : Alejandro Amenabar
Skenario         : Alejandro Amenabar dan Mateo Gil
Produksi         : Newmarket Films
Pemain           : Rachel Weisz, Max Minghella, Oscar Isaac, Ashraf Barhom, Michael Lonsdale, Rupert Evans, Homayoun, Ershadi
Durasi             : 127 Menit

Agora adalah sebuah film yang mengisahkan seorang filosofis wanita Mesir dari kota Alexandria, Hypatia. Hypatia yang hidupdi engah pergolakan politik dan keyakinan antara kaum Pagan dan Kristen pada saat itu. Namun ia tak memperdulikan semua itu. Karena kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan dan pendidikan, ia terus saja mengembangkan penemuannya. Dikisahkan dalam film ini saat itu merupakan pergolakan antara kaum Pagan dengan Kristen, dimana kaum Kristen muak terhadap kaum Pagan yang dituding penyembah berhala. Kaum Pagan pun meremehkan kaum Kristen dan hal itu menjadikan kaum Pagan akhirnya hancur dikuasai kaum Kristen.

Selain menceritakan tentang kehidupan politik dan keyakinan, dalam film ini juga menceritakan tentang percintaan. Dalam perjalanan hidupnya, Hypatia diperebutkan oleh dua orang pria. Orestes, muridnya dan Davus, budaknya. Walau pada akhirnya tak ada yang mendapatkannya. 
Keterlibatan Hypatia dalam masalah ini lebih karena rasa kemanusiaannya, tanpa memperdulikan keyakinan manapun dan hanya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam film ini juga diceritakan dimana Hypatia berjuang keras menyelamatkan koleksi Perpustakaan Alexandria ketika ada penyerangan dari kaum Kristen untuk menghancurkan perpustakaan yang semula dikuasai kaum Pagan, dan di perpustakaan itu pula Hypatia memberikan pengajaran pada muridnya serta pengembangan ilmu pengetahuannya. Hanya sedikit sekali koleksi dari perpustakaan tersebut yang mampu diselamatkan meskipun pada akhirnya dengan koleksi yang sedikit itu Hypatia membangun perpustakaan lagi.
Setting dari film Agora ini sungguh luar biasa. Kemasannya sangat apik, benar-benar menggambarkan keadaan pada zaman itu. Alejandro Amenabar terlihat sangat maksimal dalam menggarap film ini. Kekurangannya dalam film ini adalah penggambaran perang yang sangat sadis dan mengerikan. Namun secara keseluruhan film Agora benar-benar bagus dan luar biasa apalagi dengan didukung pemeran film yang berkualitas.


PENDAPAT SAYA

Setelah menonton Film Agora tersebut, terbesit sedikit inspirasi untuk saya. Bahwasannya sebuah perpustakaan itu butuh seorang pustakawan yang mau mengabdikan diri pada perpustakaan itu secara maksimal, tidak setengah-setengah serta tanpa berniat hanya untuk mencari penghasilan tetapi lebih karena ingin ikut andil dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketika sebuah perpustakaan ada dengan segala kelengkapan koleksi dan fasilitas yang berkualitas tinggi, canggih, serta luar biasa namun tanpa diimbangi adanya pustakawan yang mau menjadi pelayan informasi secara totalitas maka tujuan utama dari didirikannya perpustakaan tersebut tidak akan pernah tercapai.
Tergambar dalam Film Agora, betapa perjuangan Hypatia sungguh luar biasa untuk menyelamatkan koleksi Perpustakaan Alexandria ketika akan dihancurkan kaum Kristen Alexandria. Ia pun lebih memilih melindungi koleksi perpustakaan daripada memikirkan keselamatan dirinya. Walaupun hanya sedikit yang mampu terselamatkan, hal itu tidak membuat putus asa Hypatia. Ia akhirnya membangun perpustakaan kembali di tempat tinggalnya yang baru walau hanya perpustakaan kecil, tidak sebesar sebelumnya. Perjuangan Hypatia tersebut patut kita contoh dan kita jadikan teladan bagi pustakawan atau calon pustakawan saat ini.

(Sumber gambar: www.google.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar