Rabu, 18 April 2012

SAATNYA PERPUSTAKAAN MASUK DESA UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA

"Buku adalah jendela dunia". Ungkapan ini merupakan gambaran tentang pentingnya membaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita, tetapi tidak jarang kita jumpai orang yang tidak suka membaca. Minat baca seharusnya ditumbuhkan sejak anak masih kecil. Bahkan sebenarnya minat baca dapat dipupuk mulai sang anak masih di dalam kandungan. Banyak ibu yang 'mengajak' janinnya membaca dengan membacakan cerita apa saja seperti cerita nabi atau cerita sahabat nabi. Kini, banyak orang tua yang sudah mulai menyadari pentingnya menumbuhkan minat baca pada anak. Kegiatan ini biasanya dimulai pada usia prasekolah. Masa ini merupakan fase yang sangat penting dan serius karena merupakan fase dasar dan pembinaan yang menjadi bekal untuk fase-fase kehidupan anak berikutnya. Namun minat baca masyarakat saat ini perlu untuk ditingkatkan, tak terkecuali bagi masyarakat desa.
Minat baca masyarakat Indonesia sendiri saat ini masih sangat rendah. Itu terlihat dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2006. Bahwa, masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan/atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%) (www.bps.go.id). Data lainnya, misalnya International Association for Evaluation of Educational (IEA). Tahun 1992, IAE melakukan riset tentang kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar (SD) kelas IV 30 negara di dunia. Kesimpulan dari riset tersebut menyebutkan bahwa Indonesia menempatkan urutan ke-29. Angka-angka itu menggambarkan betapa rendahnya minat baca masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak SD.
Rendahnya minat masyarakat desa untuk membaca, dapat disebabkan oleh :
1.   Ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku yang bermutu dan memadai.Bisa dibayangkan, bagaimana aktivitas membaca seseorang tanpa adanya buku-buku bermutu. Untuk itulah, ketiadaan sarana dan prasarana, khususnya perpustakaan dengan buku-buku bermutu menjadi suatu keniscayaan bagi kita.
Dengan kata lain, ketersediaan bahan bacaan memungkinkan tiap orang dan/atau anak-anak untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kepentingannya. Dari situlah, tumbuh harapan bahwa masyarakat kita akan semakin mencintai bahan bacaan. Implikasinya, taraf kecerdasan masyarakat akan kian meningkat; dan oleh karena itu isyarat baik bagi sebuah kerja perbaikan mutu perikehidupan suatu masyarakat.

2.     Banyaknya keluarga di Indonesia yang belum mentradisikan kegiatan membaca. Padahal, jika ingin menciptakan anak-anak yang memiliki pikiran luas dan baik akhlaknya, mau tidak mau kegiatan membaca perlu ditanamkan sejak dini. Bahkan, Fauzil Adhim dalam bukunya Membuat Anak Gila Membaca (2007) mengatakan, bahwa semestinya memperkenalkan membaca kepada anak-anak sejak usia 0-2 tahun. Apa pasal?
Sebab, pada masa 0-2 tahun perkembangan otak anak amat pesat (80% kapasitas otak manusia dibentuk pada periode dua tahun pertama) dan amat reseptif (gampang menyerap apa saja dengan memori yang kuat). Bila sejak usia 0-2 tahun sudah dikenalkan dengan membaca, kelak mereka akan memiliki minat baca yang tinggi. Dalam menyerap informasi baru, mereka akan lebih enjoy membaca buku ketimbang menonton TV atau mendengarkan radio.
Minat baca masyarakat desa yang masih rendah tentu saja harus ditingkatkan. Kata-kata ABRI masuk desa dan bidan masuk desa sudah sering didengar. Maka, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sudah saatnya digaungkan perpustakaan masuk desa.
Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan minat baca masyarakat , khususnya masyarakat desa, pemerintah seharusnya menyediakan bahan bacaan yang cukup bagi masyarakat seperti  koleksi buku-buku yang terkait dengan profesi masyarakat setempat, tentunya itu akan sangat membantu. Misalnya saja jika di desa tersebut ada petani, nelayan, peternak, dan berbagai profesi yang lain kemudian masing-masing masyarakat mau belajar dengan media perpustakaan desa, maka 2013 sangat mungkin mereka akan menjadi lebih maju dalam mengelola pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain.
            Perpustakaan desa atau kelurahan memiliki peran yang sangat penting untuk menopang dan menunjang Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat di sebuah desa. Untuk itu pemerintah diharapkan dapat membangun dan memgembangkan perpustakaan desa atau kelurahan. Karena dengan adanya perpustakaan desa atau kelurahan akan tercipta minat baca dan semangat belajar bagi masyarakat, dan para remaja yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta memotivasi mereka untuk dapat terus belajar melalui  buku-buku (koleksi) dan informasi yang ada di perpustakaan sesuai  bidang-bidang yang diminati.
            Selain pemerintah diharuskan menyediakan bahan bacaan yang cukup, membangun dan mengembangkan perpustakaan, pemerintah juga perlu menata system pengolahan perpustakaan desa atau kelurahan.Melihat betapa pentingnya keberadaan perpustakaan di Desa atau Kelurahan sebagai salah satu saranayang amat efesien dan efektif untuk mendapatkan informasi bagi masyarakat. Oleh karena itu diharapkan setiap perpustakaan desa atau kelurahan memiliki tenaga pengelola yang berkualitas, sehingga dapat mengelola dan memfungsikan perpustakaan dengan baik dan benar dalam upaya menjadikan infoFmasi sebagai sarana dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya, pemerintah daerah dan pusat bisa juga menggalakkan program perpustakaan keliling atau perpustakaan menetap di daerah-daerah. Sementara soal penempatannya, pemerintah bisa berkoordinasi dengan pengelola RT/RW atau pusat-pusat kegiatan masyarakat desa (PKMD). Semakin besar peluang masyarakat untuk membaca melalui fasilitas yang tersebar, semakin besar pula stimulasi membaca sesama warga masyarakat.
Didirikanya sebuah perpustakaan di desa atau kelurahan adalah salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan pimpinan desa untuk mencerdaskan warganya dan meningkatkan minat baca masyarakat, khusnya masyarakat desa. Diharapkan dari masyarakat desa setelah dibangun perpustakaan tumbuh kegemaran membaca. Dari kegemaran membaca itulah pengetahuan dan wawasan warga meningkat. Selain itu, mereka juga bisa berkreasi dan berinovasi, menerapkan pengetahuan baru yang didapat dari membaca buku. Sehingga mata pencaharian mereka seperti bercocok tanam, berternak, mengelola domba, berwiraswasta, maupun keahlian lain yang selama ini hanya diperoleh dari  turun temurun, dpat berkembang sebagaimana hasil yang diharapkan. Sehingga diharapkan masyarakat dapat meningkatkan minat bacanya melalui perpustakaan desa.

Kepustakaan :
  • http://www.bimba-aiueo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=142:mengatasi-rendahnya-minat-baca-di-indonesia&catid=54:artikel&Itemid=76/21.05/13-04-2012
  • http://writingsdy.wordpress.com/2007/06/01/mengatasi-rendahnya-minat-baca-di-indonesia/21.15/13-04-2012



Tidak ada komentar:

Posting Komentar