Senin, 30 April 2012


Akankah Search Engine Mampu Menggeser Keberadaan Pustakawan??

Search engine (mesin pencari) merupakan media atau alat pencari informasi yang dibuat oleh manusia dengan berbagai keunggulannya. Search engine disediakan dengan berbagai fasilitas yang memudahkan seseorang dalam mencari informasi yang diinginkannya dengan tampilan-tampilan yang lebih menarik pula. Tidak hanya kemudahan yang disediakan namun juga harga yang lebih murah dan tidak ada batasan ruang serta waktu.
Search engine atau mesin pencari informasi saat ini telah menjadi trend masyarakat sebagai media alat pencarian informasi. Mereka dengan sangat bangga menggunakan search engine tanpa memikirkan apakah informasi yang ia dapat benar-benar berkualitas atau tidak. Bagi masyarakat saat ini mungkin anggapan bahwa informasi yang ia peroleh dari mesin pencari merupakan informasi yang dapat dipercaya sudah menjadi kesepakatan bersama.

Minggu, 29 April 2012

MENUJU WORLD CLASS LIBRARY

            Di era teknologi informasi ini diharapkan mampu menangani ledakan informasi yang terjadi. Seiring dengan berkembangnya bidang komunikasi mengakses informasi tanpa mengenal jarak dan waktu. Kondisi tersebut perlu diantisipasi dengan pengelolaan dan penyediaan informasi secara profesional. Mengingat pengguna memerlukan informasi yang disajikan siap pakai. Saat ini informasi dan sistem informasi semakin penting peranannya. Bahkan informasi merupakan suatu kebutuhan untuk hidup, di samping kebutuhan akan, sandang, pangan dan papan. Sedangkan perpustakaan, sebagai salah satu sumber informasi, sumber ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, dimana ini semua harus selalu melaksanakan pembaharuan, perubahan, reformasi dari waktu ke waktu. Perpustakaan juga merupakan akar berpijak sekarang untuk kemudian melangkah ke masa depan.
 Menghadapi kompetisi global saat ini perpustakaan jangan sampai ketinggalan zaman. Sekarang ini merupakan era internet maka jika kita terlambat memasyarakatkan internet dalam dunia kerjanya, maka komputerasasi layanan di perpustakaan makin lambat dan pasti ketinggalan zaman terus.  Jika dilihat sebagian negara maju akses ke internet telah tersedia di perpustakaan dan memungkinkan penggunan perpustakaan untuk menjelajah dunia tanpa bantuan pustakawan.
Didalam kemajuan teknologi dan komunikasi, Kita harus berusaha merubah perpustakaan ke world class library. Oleh karena itu diperlukan strategi-strategi, salah satunya dengan menawarkan program alternatif dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komputerisasi. Namun itu semua juga harus dengan sumber daya manusia atau pustakawan yang berkualitas. SDM tersebut perlu menguasai bahasa-bahasa asing dan teknologi, utamanya teknologi informasi dan komputerisasi. Penguasaan bahasa asing dan tknologi informasi digunakan agar pustakawan dapat berkomunikasi dengan mitra kerja mancanegara serta di dalam menggeluti sistem dan jasa pada tingkat internasional. Bila ingin mewujudkan atau menjadikan world class library, maka perlu kerja ekstra keras, konsisten, komitmen yang tinggi dan loyalitas pada profesi dan tugas harus benar- benar ditingkatkan.
Berbagai kalangan di Amerika mengatakan bahwa indikator yang dapat digunakan untuk mencapai status ‘perpustakaan bertaraf internasional adalah: Services and collections, accessabillity, variety of literary offerings, comfort and availability of reading/studying spaces, user satisfaction. Indikator tersebut dapat dijadikan acuan untuk mencapai perpustakaan bertaraf internasional. Tentu saja tidak semua indikator dapat dicapai secara optimal dalam waktu yang bersamaan, karena setiap indikator tergantung pada kondisi objektif masing-masing perpustakaan.
Di Indonesia, sebenarnya memiliki potensi menjadi “World Class Library”. Namun kenyataannya, masih banyak tantangan yang dihadapi untuk menjadi perpustakaan bertaraf internasional seperti:
a.      Masalah Dana
Bagi pemerintah, perpustakaan belum menjadi sebuah prioritas utama untuk dikembangkan sehingga alokasi dana yang mengarah ke perpustakaan sangatlah minim. Padahal pengadaan dana menjadi unsur penting didalam mengembangkan perpustakaan didalam membantu melengkapi fasilitas-fasilitas agar dapat memenuhi standar perpustakaan yang baik.

b.      Koleksi
Perpustakaan bertaraf internasional memiliki koleksi milyaran judul dengan ratio minimal 1 : 50 antara pengguna dan koleksi, serta langganan online database dari berbagai disiplin ilmu. Namun kenyataannya, perpustakaan di Indonesia belum meencapai standar tersebut. Koleksi-koleksi yang disediakan masih sedikit. Apalagi banyak koleksi-koleksi yang sudah usang dan tidak up to date.

c.       SDM
Perkembangan teknologi telah menimbulkan kekuatiran tersendiri di kalangan pustakawan, dimana ada kecenderungan bahwa tugas-tugas manusia pada akhirnya akan tergantikan oleh komputer atau mesin. Persepsi ini tentu saja keliru mengingat kegiatan di perpustakaan adalah kegiatan ‘kemanusiaan’. Teknologi tidak dapat memahami pengguna perpustakaan sebagai ‘manusia seutuhnya’ dengan segala kebutuhan informasinya. Teknologi hanyalah alat bantu untuk mempermudah pekerjaan manusia. Namun untuk dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara optimal, diperlukan sumber daya manusia yang kompeten. Sinergi antara manusia yang kompeten dan kecanggihan teknologi akan menghasilkan ‘manusia-manusia’ baru keluaran perpustakaan.
Staf perpustakaan bertaraf internasional memiliki kompetensi profesional dan kompetensi individual. Menurut US Special Library Associations, kompetensi profesional terkait dengan pengetahuan pustakawan di bidang sumber-sumber informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, serta pengetahuan kemampuan menggunakan pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyediakan layanan perpustakaan dan informasi. Sementara kompetensi individual menggambarkan satu kesatuan ketrampilan, perilaku dan nilai yang dimiliki pustakawan agar dapat bekerja secara efektif, menjadi komunikator yang baik, selalu meningkatkan pengetahuan, dapat memperlihatkan nilai lebih serta dapat bertahan terhadap perubahan dan perkembangan dalam dunia kerjanya. (University of Philipine memiliki sertifikasi (ISO) pustakawan dari pemerintah).
d.      Layanan
Layanan perpustakaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Jenis layanan di perpustakaan seharusnya mengakomodir kebutuhan semua pengguna. Misalnya, perpustakaan tidak harus menghapuskan layanan konvensional seperti katalog kartu  jika masih ada pengguna yang membutuhkan. Seluruh jenis layanan yang ada di perpustakaan harus berorientasi kepada kepuasan pengguna.
Perpustakaan bertaraf internasional memiliki beragam jenis layanan  yang dapat mengakomodir kebutuhan semua jenis pengguna. Peningkatan mutu layanan menjadi prioritas dengan cara melakukan evaluasi rutin. (Perpustakaan Universiti Kebangsaan Malaysia melakukan sertifikasi (ISO) terhadap layanannya).

e.      Sistem dan teknologi
Sistem dalam konteks perpustakaan merupakan seperangkat aturan atau ketentuan yang ada di perpustakaan yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi-fungsi perpustakaan secara optimal. Sistem juga sangat berkaitan dengan teknologi yang digunakan. Pemanfaatan teknologi di perpustakaan bertujuan untuk  meningkatkan jumlah dan mutu layanan, efektifitas dan efisiensi waktu serta sumber daya manusia serta ragam informasi yang dikelola. Penerapan teknologi di perpustakaan juga telah menciptakan berbagai konsep seperti otomasi perpustakaan dan digital library. Teknologi juga memberi peluang untuk mengembangkan jaringan kerja sama dan resource sharing antar perpustakaan.

Perpustakaan bertaraf internasional tidak harus menggunakan teknologi mutakhir tetapi selalu memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin untuk memuaskan pengguna dalam hal aksesabilitas.
f.        Fasilitas
Fasilitas di perpustakaan menjadi salah satu indikator yang dijadikan pengguna untuk menilai atau mengukur kinerja perpustakaan. Layanan di perpustakaan akan berjalan secara optimal jika didukung dengan fasilitas yang tepat. Fasilitas di Perpustakaan tidak hanya ditujukan untuk pengguna, tapi juga untuk staf. Lembaga harus memfasilitasi staf dengan baik untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.

Perpustakaan bertaraf internasional tidak selalu memiliki fasilitas mewah, tapi lengkap dan selalu berfungsi optimal.
SUMBER:
Sutoyo, Agus. 2001. Strategi dan Pemikiran visi Hernando. Sagung Seto: Jakarta


SEARCH ENGINE VS PUSTAKAWAN

Memang dengan munculnya teknologi baru saat ini memberikan maanfaat besar dalam kehidupan. Salah satunya dengan keberadaan internet, membuat orang lebih suka menggunakan mesin pencari (search engine) untuk meencari informasi yang mereka butuhkan daripada harus berhubungan dengan perpustakaan dan pustakawan. Fasilitas search engine kini dapat menyediakan berbagai macam pengetahuan yang ingin untuk kita ketahui, dari sekedar membaca segala informasi, melihat gambar yang diinginkan serta format video pun dapat kita saksikan untuk mendukung informasi apa yang ingin untuk diketahui. Misalnya melalui google kita dapat memperoleh segala informasi tersebut hanya dengan mengetik kata-kata kunci, maka semua informasi itu pun dapat kita peroleh. Namun tidak semua data atau informasi yang di dapat akurat dan sesuai dengan kebutuhan, karena sumber dari internet bisa ditulis oleh siapa saja dan tidak kepada ahlinya atau bidangnya.
Dengan keberadaan search engine saat ini, sebagian orang lebih menyukai mencari informasi lewat dunia maya dibanding dengan datang ke perpustakaan. Kebanyakan orang mengatakan dengan menggunakan search engine lebih cepat, kefektifan waktu juga yang perlu di pertimbangkan, hanya mengetik clue yang kita inginkan dan tinggal memilih mana yang cocok dengan kebutuhan. Dibandingkan dengan datang ke perpustakaan, memilih satu-satu buku yang cocok dengan kebutuhan yang kita inginkan. Mungkin juga disebabkan karena pelayanan yang tidak memuaskan, koleksi yang dimiliki tidak terlalu banyak, tidak sesuai kebutuhan dan tidak up to date, selain itu pustakawan yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup luas dan kurang mengerti akan teknologi.
Namun dengan adanya search engine, pustakawan tidak boleh merasa takut tersaingi. Seorang pustakawan dianjurkan untuk dapat berfikir secara profesional, kreatif dan inovatif agar pustakawan tidak tersisihkan dengan keberadaan search engine dan bagaimana caranya pustakawan tetap eksis dalam bidangnya. Oleh sebab itu pustakawan profesional harus bisa menguasai teknologi informasi dan bekerja dengan kinerja yang tinggi, ini juga merupakan aset berharga bagi perpustakaan. Pustakawan sendiri sebenarnya juga sumber informasi dan find engine yang salah salah satunya mempunyai kemampuan dalam menelusur informasi melalui internet. Pustakawan mengerti dan faham cara dan strategi dalam pencarian dan kualitas dari suatu informasi. Pustakawan dituntut untuk bisa memberikan informasi secara maksimal, mampu menyajikan informasi yang berguna dan memilki nilai lebih kepada para pemakainya. Maksudnya menyajikan bahan atau data yang siap pakai.
Selain itu untuk menunjang dalam peningkatan kualitas pelayanan yang tidak bisa  ditemukan di dunia maya adalah dengan bersikap ramah, senyum, sopan penuh dedikasi, bersedia membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pemakai, kemampuan intelektual dan sikap profesional pustakawan dalam mengolah dan menyajikan informasi yang diperlukan pemakai, mengerti tentang manajemen pelayanan informasi dan senantiasa berpikir bagaimana menghasilkan produk-produk unggulan yang inovatif.
 Sebenarnya Search engine dapat menjadi teman dalam mengelola informasi. Kita tahu internet merupakan jaringan informasi global yang dapat dimanfaatkan di perpustakaan tanpa mngenal batas geografi, waktu, bangsa dan negara. Internet merupakan perpustakaan tanpa dinding. Kenyataan saat ini memang banyak yang memanfaatkan perpustakaan tanpa dinding ini terutama masyarakat pecinta teknologi global. Pemanfaatan ini sebenarnya sangat penting, namun pustakawan harus dapat memahami cara kerja internet sehingga dapat dimanfaatkan secara.maksimal. Dengan begitu search engine tidak menggeser posisi pustakawan

Jumat, 27 April 2012

PUSTAKAWAN ( FIND ENGINE ) VS SEARCH ENGINE

Diera Informasi dan Digitalisasi seperti sekarang ini, dalam mencari suatu informasi, kita cenderung lebih menginginkan informasi yang cepat dan tepat dalam mendapatkan informasi, mudah dalam mengakses, praktis dan efisien serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkan informasi tersebut.

Teknologi Informasi seperti internet yang kini ada dimana-mana telah dapat menyajikan atau menyediakan berbagai macam pengetahuan atau informasi yang ingin kita ketahui, dari sekedar membaca berbagai macam informasi, melihat gambar, serta video pun dapat kita saksikan untuk mendukung informasi apa yang ingin kita diketahui. Melalui Search Engine (google) kita dapat memperoleh segala informasi tersebut hanya dengan mengetikan kata kunci (keyword) pada kolom pencarian (search), maka semua informasi yang kita cari pun akan dapat kita peroleh dengan cepat dan dalam berbagai macam pilihan sesuai dengan apa yang kita cari. .  Selain itu juga dapat menghemat waktu dan tenaga Pemustaka tersebut karena tidak mengunjungi perpustakaan. Sedangkan diperpustakaan kita harus mencari buku satu-persatu dirak setelah mengetahui nomor panggilnya, sering juga jika kita kesulitan mencari bahan referensi diping-pongkan oleh pustakawannya, belum lagi waktu yang diperlukan untuk membaca buku tersebut cukup lama. Tetapi dari segi kualitas, perpustakaan menyediakan referensi yang lebih valid dan terpercaya. Faktor inilah yang kini terkesan memprihatinkan bila disandingkan dengan kehidupan perpustakaan yang membutuhkan kerja manual untuk memperoleh informasi yang diperlukan.

SEARCH ENGINE MENGGESER PUSTAKAWAN ??

 
Menurut pendapat saya mengenai pertanyaan tentang akankah search engine akan menggeser keberadaan pustakawan sebenarnya tidak begitu menjadikan permasalahan lho bagi beberapa pustakawan.
 
Pada umumnya memang sech teknologi manusia semakin lama semakin canggih, manusia yang ingin mendapatkan sesuatu dengan mudah, cepat, dan praktis dalam pencarian informasi tersebut maka sobat terciptalah search engine. Waaaooowwww…