PERPUSTAKAAN: MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI DAERAH JEPARA
Oleh: Ervita Anggi Permata Sari (D1810032)
Minat
baca masyarakat Indonesia yang relatif rendah merupakan masalah utama yang
perlu untuk segera diselesaikan. Minat Baca seseorang dapat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan
tertentu (Sutarno NS, 2001). Minat baca sangat dituntut oleh semua pihak untuk
dikembangkan. Seperti yang tercantum pada Tujuan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar tahun 1945, yaitu Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
karena itu, peranan perpustakaan sangat dibutuhkan sebagai lembaga non formal
untuk menunjang tercapainya hal tersebut. Berdasarkan kajian yang berasal dari
beberapa sumber , terdapat beberapa hal yang menjadi indikator rendahnya minat
baca masyarakat di Indonesia, antara lain:
- Menurut prosentase yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), masih terdapat banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih menonton televisi dan/atau mendengarkan radio dibandingkan membaca untuk memperoleh informasi.
- Jumlah buku yang diterbitkan oleh penerbit masih sangat terbatas di bandingkan Negara-negara berkembang lainnya.
- Rendahnya minat baca juga dapat dilihat dari sedikitnya pengunjung perpustakaan baik masyarakat, pelajar maupun mahasiswa yang datang keperpustakaan didaerahnya.
- Ketersediaan sumber bahan bacaan yang terbatas, kurang baik, dan kurang memadai baik jenis, jumlah maupun mutunya.
- Kondisi perpustakaan yang terkesan membosankan bagi sebagian masyarakat membuat mereka sedikit malas datang ke perpustakaan.
- Buta huruf merupakan salah satu indikator yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat.
Membaca
adalah suatu kebutuhan hidup. Kegiatan membaca sangat penting dilakukan dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari karena dengan membaca seseorang dapat
mengetahui rahasia atau misteri alam yang sebelumnya belum diketahui. Ada
beberapa manfaat membaca. Pertama, membaca dapat menambah wawasan baru bagi
seseorang mengenai hal-hal yang belum diketahuai sebelumnya. Kedua, membaca
dapat mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional dan kepercayaan diri yang
berpadu dengan kerendahan hati. Membaca akan menumbuhkan kemampuan seseorang
untuk berfikir logis, kritis, kreatifanalitis dan imajinatif. Ketiga, dengan
membaca seseorang dapat menemukan pencerahan jiwa. Dengan pencerahan jiwa
tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas pribadi dirinya. Keempat,
membaca juga dapat melatih seseorang untuk mandiri dalam mencari pengetahuan.
Sehingga, dengan banyak membaca dapat mengantarkan seseorang menjadi sukses
dalam kehidupannya.
Sarana
baca merupakan masalah besar dalam pembinaan minat baca yang harus
diperhatikan. Menurut KEPUTUSAN Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 3
Tahun 2001, Bahan Bacaan adalah semua media cetak yang disediakan bagi
masyarakat dalam bentuk buku, majalah, tabloid, brosur, surat kabar dan lelafet
dan bahan cetakan lainnya yang bersifat informatif yang dapat dibaca, dipelajari
dan memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. Dengan bahan bacaan yang cukup,
maka akan dapat mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat serta menunjang
pendidikan nasional. Untuk itu, pemerintah perlu menyediakan bahan bacaan yang
cukup bagi masyarakat.
Perpustakaan
merupakan salah satu alternatif sebagai sarana untuk penggalian dan
pengembangan potensi yang ada pada masyarakat. Pepustakaan Desa atau Kelurahan
adalah sebuah wadah penyediaan bahan
bacaan sebagai salah satu sumber belajar bagi masyarakat dalam rangka
mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat serta menunjang pelaksanaan
Pendidikan Nasional (Kep.Mendagri dan Otonomi Daerah No. 3 Tahun 2001).
Keberadaan perpustakaan dasa sangat penting sebagai salah satu sarana yang
paling efektif dan efisien bagi masyarakat desa untuk mendapatkan informasi dan
mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat membutuhkan
sarana dan sumber belajar bukan saja untuk meningkatkan pengetahuan tapi juga
untuk meningkatkan mutu kehidupan. Pemerintah perlu membangun dan mengembangkan
perpustakaan di setiap desa atau kelurahan agar setiap orang dapat memperoleh
pengetahuan dan wawasan dengan merata. Untuk menumbuhkan minat baca masyarakat,
pemerintah dapat mendirikan perpustakaan atau taman bacaan yang menarik agar
masyarakat dapat tertarik datang kesana. Selain itu, pemerintah harus dapat
menyedikakan koleksi yang memadai dan pengelolaan yang provisional serta dana
untuk mendukung jalannya kegiatan tersebut.
Upaya
Pengembangan perpustakaan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan minat
serta budaya baca masyarakat, tidak hanya merupakan kewajiban dari Pemerintah
saja, masyarakat juga memiliki kewajiban – kewajiban dalam menjaga dan
memelihara kelestarian, keselamatan koleksi dan sumber daya perpustakaan di
lingkungannya dan berperanserta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap
penyelenggaraan perpustakaan. Kondisi minat baca masyarakat di daerah Jepara
masih tergolong relatif rendah. Namun saat ini kondisi minat baca masyarakat di
daerah Jepara berangsur-angsur mengalami peningkatan dibandingakn pada tahun
1990’an. Hal itu ditandai oleh beberapa pembangunan sarana dan prasarana sumber
bahan bacaan yang menjadi pendorong meningkatnya minat baca masyarakat di
daerah ini. Pemerintah Kabupaten Jepara telah mendirikan sarana prasarana untuk
menunjang peningkatan minat baca di daerah tersebut. Sarana prasarana yang
telah ada antara lain Perpustakaan Umum Kabupaten Jepara, Warung Baca, dan
Perpustakaan Keliling.
Sejauh
ini, di daerah Jepara telah dibangun Perpustakaan Umum Kabupaten Jepara untuk
meningkatkan minat baca masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, juga
terdapat Warung Baca yang masing-masing terletak di dekat Kantor Perpustakaan
Umum, di area rekreasi Pantai Kartini, dan di dekat Taman Mutiara, seputar
Alun-Alun Kota Jepara yang telah mulai beroperasi sejak maret 2008. Seorang
pengunjung mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya Warung Baca yang
bearada di Alun-alun kota Jepara, karena Beliau dapat mendapatkan informasi
dengan mudah dan nyaman. Sebab di Warung Baca tersebut, pelayanan yang
diberikan tidak bersifat formal, santai, nyaman dan semua orang dapat
menggunakannya. Selain itu, di setiap Warung Baca juga terdapat area Hotspot, sehingga
pengunjung dapat mengakses informasi bukan hanya dari bahan cetak yang sudah
ada, namun juga secara online. Selain Perpustakaan Umum dan Warung Baca, di
derah Jepara juga terdapat Program Perpustakaan Keliling untuk memberikan
pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari Perpustakaan Umum. Sampai saat ini
sudah terdapat 40 lokasi pelayanan.
Kepustakaan:
Perpustakaan
Umum Kab. Jepara. 2008. Usaha – Usaha Sistematis Pemerintah
Daerah Dalam Pengembangan Perpustakaan Di Kabupaten Jepara. http://perpustakaan-jepara.blogspot.com, 28 Maret 2008, Diakses 14 Mei 2011.
Tutik. 2010. Peran Pustakawan dalam
Memasyarakatkan Perpustakaan Dengan Mengurangi Dampak Negatif Televisi Sebagai
Media Informasi. http://www.pemustaka.com,
Diakses 14 Mei 2011.
bagus... kalau kata orang jawa bangun deso!
BalasHapusmenyukai
terimakasih.....
BalasHapus