Senin, 14 Mei 2012

PERPUSTAKAAN: MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI DAERAH JEPARA

Oleh: Ervita Anggi Permata Sari (D1810032)



Minat baca masyarakat Indonesia yang relatif rendah merupakan masalah utama yang perlu untuk segera diselesaikan. Minat Baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu (Sutarno NS, 2001). Minat baca sangat dituntut oleh semua pihak untuk dikembangkan. Seperti yang tercantum pada Tujuan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan Undang-undang Dasar tahun 1945, yaitu Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, peranan perpustakaan sangat dibutuhkan sebagai lembaga non formal untuk menunjang tercapainya hal tersebut. Berdasarkan kajian yang berasal dari beberapa sumber , terdapat beberapa hal yang menjadi indikator rendahnya minat baca masyarakat di Indonesia, antara lain:
  • Menurut prosentase yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), masih terdapat banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih menonton televisi dan/atau mendengarkan radio dibandingkan membaca untuk memperoleh informasi.
  • Jumlah buku yang diterbitkan oleh penerbit masih sangat terbatas di bandingkan Negara-negara berkembang lainnya.
  • Rendahnya minat baca juga dapat dilihat dari sedikitnya pengunjung perpustakaan baik masyarakat, pelajar maupun mahasiswa yang datang keperpustakaan didaerahnya. 
  • Ketersediaan sumber bahan bacaan yang terbatas, kurang baik, dan kurang memadai baik jenis, jumlah maupun mutunya.
  • Kondisi perpustakaan yang terkesan membosankan bagi sebagian masyarakat membuat mereka sedikit malas datang ke perpustakaan.
  • Buta huruf merupakan salah satu indikator yang menyebabkan rendahnya minat baca masyarakat.

Membaca adalah suatu kebutuhan hidup. Kegiatan membaca sangat penting dilakukan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari karena dengan membaca seseorang dapat mengetahui rahasia atau misteri alam yang sebelumnya belum diketahui. Ada beberapa manfaat membaca. Pertama, membaca dapat menambah wawasan baru bagi seseorang mengenai hal-hal yang belum diketahuai sebelumnya. Kedua, membaca dapat mencerdaskan intelektual, spiritual, emosional dan kepercayaan diri yang berpadu dengan kerendahan hati. Membaca akan menumbuhkan kemampuan seseorang untuk berfikir logis, kritis, kreatifanalitis dan imajinatif. Ketiga, dengan membaca seseorang dapat menemukan pencerahan jiwa. Dengan pencerahan jiwa tersebut seseorang dapat meningkatkan kualitas pribadi dirinya. Keempat, membaca juga dapat melatih seseorang untuk mandiri dalam mencari pengetahuan. Sehingga, dengan banyak membaca dapat mengantarkan seseorang menjadi sukses dalam kehidupannya.
Sarana baca merupakan masalah besar dalam pembinaan minat baca yang harus diperhatikan. Menurut KEPUTUSAN Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah No. 3 Tahun 2001, Bahan Bacaan adalah semua media cetak yang disediakan bagi masyarakat dalam bentuk buku, majalah, tabloid, brosur, surat kabar dan lelafet dan bahan cetakan lainnya yang bersifat informatif yang dapat dibaca, dipelajari dan memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat. Dengan bahan bacaan yang cukup, maka akan dapat mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat serta menunjang pendidikan nasional. Untuk itu, pemerintah perlu menyediakan bahan bacaan yang cukup bagi masyarakat.
Perpustakaan merupakan salah satu alternatif sebagai sarana untuk penggalian dan pengembangan potensi yang ada pada masyarakat. Pepustakaan Desa atau Kelurahan adalah  sebuah wadah penyediaan bahan bacaan sebagai salah satu sumber belajar bagi masyarakat dalam rangka mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat serta menunjang pelaksanaan Pendidikan Nasional (Kep.Mendagri dan Otonomi Daerah No. 3 Tahun 2001). Keberadaan perpustakaan dasa sangat penting sebagai salah satu sarana yang paling efektif dan efisien bagi masyarakat desa untuk mendapatkan informasi dan mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Masyarakat membutuhkan sarana dan sumber belajar bukan saja untuk meningkatkan pengetahuan tapi juga untuk meningkatkan mutu kehidupan. Pemerintah perlu membangun dan mengembangkan perpustakaan di setiap desa atau kelurahan agar setiap orang dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan dengan merata. Untuk menumbuhkan minat baca masyarakat, pemerintah dapat mendirikan perpustakaan atau taman bacaan yang menarik agar masyarakat dapat tertarik datang kesana. Selain itu, pemerintah harus dapat menyedikakan koleksi yang memadai dan pengelolaan yang provisional serta dana untuk mendukung jalannya kegiatan tersebut.
Upaya Pengembangan perpustakaan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan minat serta budaya baca masyarakat, tidak hanya merupakan kewajiban dari Pemerintah saja, masyarakat juga memiliki kewajiban – kewajiban dalam menjaga dan memelihara kelestarian, keselamatan koleksi dan sumber daya perpustakaan di lingkungannya dan berperanserta dalam pengawasan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan perpustakaan. Kondisi minat baca masyarakat di daerah Jepara masih tergolong relatif rendah. Namun saat ini kondisi minat baca masyarakat di daerah Jepara berangsur-angsur mengalami peningkatan dibandingakn pada tahun 1990’an. Hal itu ditandai oleh beberapa pembangunan sarana dan prasarana sumber bahan bacaan yang menjadi pendorong meningkatnya minat baca masyarakat di daerah ini. Pemerintah Kabupaten Jepara telah mendirikan sarana prasarana untuk menunjang peningkatan minat baca di daerah tersebut. Sarana prasarana yang telah ada antara lain Perpustakaan Umum Kabupaten Jepara, Warung Baca, dan Perpustakaan Keliling.
Sejauh ini, di daerah Jepara telah dibangun Perpustakaan Umum Kabupaten Jepara untuk meningkatkan minat baca masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, juga terdapat Warung Baca yang masing-masing terletak di dekat Kantor Perpustakaan Umum, di area rekreasi Pantai Kartini, dan di dekat Taman Mutiara, seputar Alun-Alun Kota Jepara yang telah mulai beroperasi sejak maret 2008. Seorang pengunjung mengaku merasa sangat terbantu dengan adanya Warung Baca yang bearada di Alun-alun kota Jepara, karena Beliau dapat mendapatkan informasi dengan mudah dan nyaman. Sebab di Warung Baca tersebut, pelayanan yang diberikan tidak bersifat formal, santai, nyaman dan semua orang dapat menggunakannya. Selain itu, di setiap Warung Baca juga terdapat area Hotspot, sehingga pengunjung dapat mengakses informasi bukan hanya dari bahan cetak yang sudah ada, namun juga secara online. Selain Perpustakaan Umum dan Warung Baca, di derah Jepara juga terdapat Program Perpustakaan Keliling untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang jauh dari Perpustakaan Umum. Sampai saat ini sudah terdapat 40 lokasi pelayanan.

Kepustakaan:
Perpustakaan Umum Kab. Jepara. 2008. Usaha – Usaha Sistematis Pemerintah Daerah Dalam Pengembangan Perpustakaan Di Kabupaten Jepara. http://perpustakaan-jepara.blogspot.com, 28 Maret 2008, Diakses 14 Mei 2011.
Tutik. 2010. Peran Pustakawan dalam Memasyarakatkan Perpustakaan Dengan Mengurangi Dampak Negatif Televisi Sebagai Media Informasi. http://www.pemustaka.com, Diakses 14 Mei 2011.



2 komentar: