Sumber gambar: www.google.ac.id
RFID
dan Penerapannya pada Perpustakaan
Sering kita mendengar RFID bahkan kita pun sering
menyebutkannya namun sepertinya hanya beberapa orang saja yang paham apa itu RFID.
Nah di sini akan membahas apa itu RFID berdasarkan sumber-sumber yang saya
dapat.
RFID (Radio
Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang
radio. Teknologi ini mampu mengidentifikasi berbagai objek secara simultan tanpa
diperlukan kontak langsung (atau dalam jarak pendek). RFID dikembangkan sebagai
pengganti atau penerus teknologi barcode.
Implementasi RFID secara efektif digunakan pada lingkungan manufaktur atau
industri dimana diperlukan akurasi dan kecepatan identifikasi objek dalam
jumlah yang besar serta berada di area yang luas. RFID bekerja pada HF untuk
aplikasi jarak dekat (proximity) dan
bekerja pada UHF untuk aplikasi jarak jauh (vicinity).
Suatu
sistem RFID secara utuh terdiri atas 3 komponen:
1.
Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik
dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu
menyimpan sejumlah informasi tertentu.
2.
Terminal Reader RFID,
terdiri atas RFID-reader dan antena
yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca
atau mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio.
Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer.
3.
Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur
informasi dari item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur
komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan
LAN / Internet untuk komunikasi dengan server.
Keunggulan
utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyaman, yaitu:
1.
Tag RFID mampu diidentifikasi secara simultan
(bersamaan), tanpa harus berada dalam jarak dekat (untuk mendukung aktivitas
multiple check-in, check-out, shelf-inventories).
2.
Tag RFID mampu diidentifikasi menembus berbagai objek
seperti kertas, plastik dan kayu (wireless
data capture).
Penggunaan
RFID di Perpustakaan
Penggunaan teknologi
RFID sudah banyak diterapkan di berbagai jenis perpustakan. Mulai dari perpustakaan
perguruan tinggi, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Sekolah dan perpustakaan lainnya.
Penggunaan RFID oleh Perpustakaan akan sangat mendukung hal berikut :
1. Sistem
Inventori Berkecepatan Tinggi
Keunggulan khas dari sistem RFID ini
adalah kemampuan scan terhadap
buku-buku. Bagian reader berupa hand-held inventory reader dapat
dipindahkan menjauhi rak buku untuk membaca semua informasi unik
tertentu.Dengan pemakaian teknologi wireless, hal ini memungkinkan tidak hanya
dalam mengupdate inventori, tetapi
juga mengenali item mana yang di luar pesanan, perpustakaan bisa menerapkan tracing kartu anggota perpustakaan.
Dengan sistem ini seluruh pengguna, pengunjung dan karyawan yang memasuki
perpustakaan diberi kartu anggota yang ditanami chip RFID.
2. Proses
Sirkulasi yang Cepat
Penggunaan RFID akan mempercepat suatu
proses sirkulasi peminjaman dan pengembalian. Efisiensi waktu terjadi karena
informasi dapat dibaca dari tag RFID dengan lebih cepat daripada barcode dan dapat membaca tumpukan
buku-buku pada waktu yang sama. Efisiensi lainnya diwujudkan dengan sirkulasi
sederhana dimana tag RFID menggantikan sistem deteksi EM atau RF dan barcode pada sistem otomasi
perpustakaan. Wujud lain berupa sistem RFID untuk keamanan dan pelacakan
buku-buku perpustakaan atau sistem hybrid
yang menggunakan EM untuk aspek sekuriti dan RFID untuk tujuan pelacakan secara
bersamaan dengan menggunakan satu perangkat yang sama.
3. Penanganan
Buku-buku Secara Otomatis
Penerapan lain dari teknologi RFID
adalah penanganan buku-buku secara otomatis. Hal ini meliputi sistem sortir dan
alat angkut yang dapat memindahkan buku-buku dan menyortirnya berdasarkan
kategori menuju penyimpanannya atau ke dalam gerobak. Hal ini akan mengurangi
waktu kerja petugas secara signifikan.
Kendala Dalam Penerapan
RFID
Penerapan
teknologi dari barcode ke RFID yang
diterapkan harus mampu menjembatani transisi itu yang mempunyai
fleksibilitas dengan menyediakan kemampuan memproses dengan kedua teknologi
tersebut.Kemungkinan penerapannya dengan sistem sekuriti yang mungkin
dianggap sudah berjalan baik. Penerapan RFID di perpustakaan memerlukan
kebutuhan middleware yang efisien dengan
data, privasi pada pengguna dan juga standarisasi. Terdapat suatu kekuatiran
terhadap privatisasi pengguna, RFID memunculkan dua kekuatiran utama bagi
para penggunanya. Yaitu pelacakan tersembunyi (clandestine tracking) dan pengumpulan data secara diam-diam
(clandestine inventorying).RFID
merespon interogasi reader tanpa
memberitahu pemilik atau pembawanya. Karena itu jika berada pada rentang pembacaan
reader, scaning diam-diam (clandestine
scanning) pun mengancam. Ancaman terhadap privasi muncul ketika
sebuah nomor seri tag dikombinasikan
dengan informasi pribadi sebagai contoh, ketika seorang anggota
perpustakaan menggunakan kartu anggota meminjam buku di perpustakaan,
staff perpustakaan yang melayaninya dapat membuat link antara identitas
pengguna tersebut dengan nomor seri tag yang ada padanya, maka staff
perpustakaan kemudian dapat mengindentifikasi profil anggota dengan
menggunakan jaringan reader-reader RFID, baik di dalam perpustakaan maupun
diluar.
Sumber:
Andi. Perpustakaan
Masa Depan dengan Teknologi RFID. Posting 25 Juli 2008. http://andyku.wordpress.com/2008/07/25/perpustakaan-masa-depan-dengan-teknologi-rfid/.
Akses 13 Mei 2012
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/52217/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf?sequence=4.
Akses 13 Mei 2012
Kurniawan,
Daniel. Implementasi
RFID pada Perpustakaan.
Supriyono.
Penerapan Aplikasi RFID pada Perpustakaan.
http://prisekip.blog.ugm.ac.id/files/2009/08/11.pdf.
Akses 13 Mei 2012
cukup bagus dan efisien menurutku, tapi mungkin teknologi scan barcode lebih mudah bila di gunakan!
BalasHapusokay...mksh
Hapus