Minggu, 13 Mei 2012

Sumber gambar: www.google.ac.id

RFID dan Penerapannya pada Perpustakaan


Sering kita mendengar RFID bahkan kita pun sering menyebutkannya namun sepertinya hanya beberapa orang saja yang paham apa itu RFID. Nah di sini akan membahas apa itu RFID berdasarkan sumber-sumber yang saya dapat.

RFID (Radio Frequency Identification) adalah teknologi identifikasi berbasis gelombang radio. Teknologi ini mampu mengidentifikasi berbagai objek secara simultan tanpa diperlukan kontak langsung (atau dalam jarak pendek). RFID dikembangkan sebagai pengganti atau penerus teknologi barcode. Implementasi RFID secara efektif digunakan pada lingkungan manufaktur atau industri dimana diperlukan akurasi dan kecepatan identifikasi objek dalam jumlah yang besar serta berada di area yang luas. RFID bekerja pada HF untuk aplikasi jarak dekat (proximity) dan bekerja pada UHF untuk aplikasi jarak jauh (vicinity).
Suatu sistem RFID secara utuh terdiri atas 3 komponen:
1.      Tag RFID, dapat berupa stiker, kertas atau plastik dengan beragam ukuran. Di dalam setiap tag ini terdapat chip yang mampu menyimpan sejumlah informasi tertentu.
2.      Terminal Reader RFID, terdiri atas RFID-reader dan antena yang akan mempengaruhi jarak optimal identifikasi. Terminal RFID akan membaca atau mengubah informasi yang tersimpan didalam tag melalui frekuensi radio. Terminal RFID terhubung langsung dengan sistem Host Komputer.
3.      Host Komputer, sistem komputer yang mengatur alur informasi dari item-item yang terdeteksi dalam lingkup sistem RFID dan mengatur komunikasi antara tag dan reader. Host bisa berupa komputer stand-alone maupun terhubung ke jaringan LAN / Internet untuk komunikasi dengan server.

Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyaman, yaitu:
1.      Tag RFID mampu diidentifikasi secara simultan (bersamaan), tanpa harus berada dalam jarak dekat (untuk mendukung aktivitas multiple check-in, check-out, shelf-inventories).
2.      Tag RFID mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas, plastik dan kayu (wireless data capture).

Penggunaan RFID di Perpustakaan
Penggunaan teknologi RFID sudah banyak diterapkan di berbagai jenis perpustakan. Mulai dari perpustakaan perguruan tinggi, Perpustakaan Daerah, Perpustakaan Sekolah dan perpustakaan lainnya. Penggunaan RFID oleh Perpustakaan akan sangat mendukung hal berikut :
1.      Sistem Inventori Berkecepatan Tinggi
Keunggulan khas dari sistem RFID ini adalah kemampuan scan terhadap buku-buku. Bagian reader berupa hand-held inventory reader dapat dipindahkan menjauhi rak buku untuk membaca semua informasi unik tertentu.Dengan pemakaian teknologi wireless, hal ini memungkinkan tidak hanya dalam mengupdate inventori, tetapi juga mengenali item mana yang di luar pesanan, perpustakaan bisa menerapkan tracing kartu anggota perpustakaan. Dengan sistem ini seluruh pengguna, pengunjung dan karyawan yang memasuki perpustakaan diberi kartu anggota yang ditanami chip RFID.
2.      Proses Sirkulasi yang Cepat
Penggunaan RFID akan mempercepat suatu proses sirkulasi peminjaman dan pengembalian. Efisiensi waktu terjadi karena informasi dapat dibaca dari tag RFID dengan lebih cepat daripada barcode dan dapat membaca tumpukan buku-buku pada waktu yang sama. Efisiensi lainnya diwujudkan dengan sirkulasi sederhana dimana tag RFID menggantikan sistem deteksi EM atau RF dan barcode pada sistem otomasi perpustakaan. Wujud lain berupa sistem RFID untuk keamanan dan pelacakan buku-buku perpustakaan atau sistem hybrid yang menggunakan EM untuk aspek sekuriti dan RFID untuk tujuan pelacakan secara bersamaan dengan menggunakan satu perangkat yang sama.
3.      Penanganan Buku-buku Secara Otomatis
Penerapan lain dari teknologi RFID adalah penanganan buku-buku secara otomatis. Hal ini meliputi sistem sortir dan alat angkut yang dapat memindahkan buku-buku dan menyortirnya berdasarkan kategori menuju penyimpanannya atau ke dalam gerobak. Hal ini akan mengurangi waktu kerja petugas secara signifikan.

Kendala Dalam Penerapan RFID
Penerapan teknologi dari barcode ke RFID yang diterapkan harus mampu menjembatani transisi itu yang mempunyai fleksibilitas dengan menyediakan kemampuan memproses dengan kedua teknologi tersebut.Kemungkinan penerapannya dengan sistem sekuriti yang mungkin dianggap sudah berjalan baik. Penerapan RFID di perpustakaan memerlukan kebutuhan middleware yang efisien dengan data, privasi pada pengguna dan juga standarisasi. Terdapat suatu kekuatiran terhadap privatisasi pengguna, RFID memunculkan dua kekuatiran utama bagi para penggunanya. Yaitu pelacakan tersembunyi (clandestine tracking) dan pengumpulan data secara diam-diam (clandestine inventorying).RFID merespon interogasi reader tanpa memberitahu pemilik atau pembawanya. Karena itu jika berada pada rentang pembacaan reader, scaning diam-diam (clandestine scanning) pun mengancam. Ancaman terhadap privasi muncul ketika sebuah nomor seri tag dikombinasikan dengan informasi pribadi sebagai contoh, ketika seorang anggota perpustakaan menggunakan kartu anggota meminjam buku di perpustakaan, staff perpustakaan yang melayaninya dapat membuat link antara identitas pengguna tersebut dengan nomor seri tag yang ada padanya, maka staff perpustakaan kemudian dapat mengindentifikasi profil anggota dengan menggunakan jaringan reader-reader RFID, baik di dalam perpustakaan maupun diluar.



Sumber:

Andi. Perpustakaan Masa Depan dengan Teknologi RFID. Posting 25 Juli 2008. http://andyku.wordpress.com/2008/07/25/perpustakaan-masa-depan-dengan-teknologi-rfid/. Akses 13 Mei 2012


Kurniawan, Daniel. Implementasi RFID pada Perpustakaan.

Supriyono. Penerapan Aplikasi RFID pada Perpustakaan. http://prisekip.blog.ugm.ac.id/files/2009/08/11.pdf. Akses 13 Mei 2012

2 komentar:

  1. cukup bagus dan efisien menurutku, tapi mungkin teknologi scan barcode lebih mudah bila di gunakan!

    BalasHapus